Senin, 29 November 2010

KATA-KATA YANG SARAT MAKNA

-->
Ulama, da’i, serta para penyeru islam yang mempersembahkan nyawanya dijalan allah, atas dasar ikhlas kepadanya, senantiasa di tempatkan allah sangat tinggi dan mulia di hati segenap manusia.
Diantara da’i dan penyeru islam itu adalah syuhada(insya allah)sayyid quthb, bahkan peristiwa eksukusi matinya yang dilakukan dengan cara digantung, memberikan kesan mendalam dan menggetarkan bagi siapa saja yang mengenal beliau atau menyaksikan sikapnya yang teguh. Di antara mereka yang begitu tergetar dengan sosok mulia ini adalah dua orang polisi yang menyaksikan eksekusi matinya (1996).

Salah seorang polisi itu mengetengahkan kisahnya kepada kita:
Ada banyak peristiwa yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya, lalu peristiwa itu menghantam kami dan mengubah total kehidupan kami.
Dipenjara militer  pada saat itu, setiap malam kami menerima orang atau sekelompok orang, laki-laki atau perempuan, tua maupun muda. Setiap orang-orang itu tiba, atasan kami menyampaikan bahwa orang-orang itu adalah para pengkhianat Negara yang telah bekerja sama dengan agen zionis yahudi. Karena itu, dengan cara apapun kami harus bisa mengorek rahasia dari mereka. Kami harus bisa membuat mereka buka mulut dengan cara apapun, meski itu harus menimpakan siksaan keji pada mereka tanpa pandang bulu.
Jika tubuh mereka penuh luka akibat pukulan dan cambukan, itu sesuatu pemandangan harian yang biasa. Kami melaksanakan tugas itu dengan satu keyakinan kuat bahwa kami tengah melaksanakan tugas mulia, menyelamatkan Negara dan melindungi masyarakat dari para ‘pengkhianat keji’ yang telah bekerja sama dengan yahudi hina.
Begitulah, hingga kami menyaksikan berbagai peristiwa yang tidak dapat kami mengerti. Kami menyaksikan para ‘pengkhianat’ ini senantiasa menjaga salat mereka, bahkan senantiasa berusaha menjaga dengan teguh qiyamullail setiap malam dalam keadaan apapun. Ketika ayunan pukulan dan cabikan cambuk memecahkan daging mereka, mereka tidak berhenti untuk mengingat allah, lisan mereka senantiasa berdzikir walau tengah menghadapi siksaan yang berat.
Beberapa diantara mereka berpulang menghadap allah, sementara ayunan cambuk tengah mendera mereka, atau ketika sekawanan anjing lapar merobek daging punggung mereka. Tetapi dalam kondisi mencekam itu, mereka menghadapi maut dengan senyum di bibir dan lisan yang selalu mengingat asma allah.
Perlahan, kami mulai ragu, apakah benar orang-orang ini adalah sekawanan ‘penjahat keji’ dan ‘pengkhianat’? bagaimana mungkin orang-orang yang teguh dalam menjalankan perintah agama allah adalah orang-orang yang berkolaboraasi dengan musuh allah..?
Maka kami, aku dan temanku yang sama-sama bertugas di kepolisian ini, secara rahasia menyepakati untuk sedapat mungkin untuk tidak menyakiti orang-orang ini, serta memberikan mereka bantuan apa saja yang dapat kami lakukan. Dengan izin allah, tugas saya di penjara militer tersebut tidak berlangsung lama. Penugasan kami yang terakhir di penjara itu adalah menjaga sebuah sel dimana di dalamnya dipenjara seseorang. Kami diberi tahu bahwa orang ini adalah yang paling berbahaya dari kumpulan ‘pengkhianat’ itu. Orang ini adalah pemimpin dan perencana seluruh makar jahat mereka. Namanya Sayyid Quthb.
Orang ini agaknya telah mengalami siksaan sangat berat hingga ia tak mampu lagi untuk berdiri. Mereka harus menyeretnya ke pengadilan militer ketika ia akan disidangkan. Suatu malam, keputusan telah sampai untuknya. ia harus di eksekusi mati dengan cara digantung.
Malam itu seorang syekh dibawa untuk menemuinya, untuk mentalqin dan mengingatkan kepada allah, sebelum dieksekusi.
Syekh itu berkata, “wahai Sayyid, ucapkanlah laa ilaaha illallah…” Sayyid Quthb hanya tersenyum dan berkata, “sampai juga engkau wahai syekh, menyempurnakan seluruh sandiwara ini? Ketahuilah, kami mati dan mengorbankan diri demi membela dan meninggikan kalimat laa ilaaha illallah, sementara engkau mencari makan dengan laa ilaaha illallah.”
Dini hari esoknya, kami, aku dan temanku, menuntun tangannya dan membawanya kesebuah mobil tertutup, dimana di dalamnya telah ada beberapa tahanan lainnya yang juga akan di eksekusi, dikawal oleh beberapa mobil militer yang membawa kawanan tentara bersenjata lengkap.
Begitu tiba ditempat eksekusi, tiap tentara menempati posisinya dengan senjata siap. Para perwira militer telah menyiapkan segala hal termasuk memasang instalasi tiang gantung untuk setiap tahanan. Seorang tentara eksekutor mengalungkan tali gantung keleher beliau dan para tahanan lain. Setelah semua siap, seluruh petugas bersiap menunggu perintah eksekusi.
Ditengah suasana maut yang begitu mencekam dan menggoncangkan jiwa itu, aku menyaksikan peristiwa yang mengharukan dan mengagumkan. Ketika tali gantung telah mengikat leher mereka, masing-maasing saling bertausyiah kepada saudaranya untuk tetap etguh dan sabar, serat menyampaikan kabar gembira, saling berjanji untuk bertemu disurga, bersama rasulullah tercinta dan para sahabat. Taushiyah ini kemudian diakhiri dengan pekikan “ALLAHU AKBAR WA LILLAHILHAMD”, aku tergetar mendengarnya.
Disaat yang genting itu, kami mendengar bunyi mobil datang, gerbang ruangan dibuka dan seorang pejabat militer tingkat tinggi datang dengan tergesa-gesa sembari member komando agar pelaksaan eksekusi ditunda.
Perwira tinggi itu mendekati sayyidh quthb, lalu memerintahkan agar tali gantungan dilepaskan dan tutup mata dibuka. Perwira itu kemudian berkata-kata dengan bibir bergetar,”saudaraku sayyid, aku datang segera menghadap anda, dengan membawa kabar gembira dan pengampunan dari presiden kita yang sangat pengasih. Anda hanya perlu menulis satu kalimat saja sehingga anda dan seluruh teman-teman anda akan diampuni”.
Perwiara itu tidak membuang-buang waktu, ia segera mengeluarkan sebuah notes kecil dari saku bajunya dan sebuah pulpen, lalu berkata, “tulislah saudaraku, satu kalimat saja….aku bersalah dan aku minta maaf….”.
(hal seruapa pernah terjadi ketika ust sayyid Quthb dipenjara, lalu datanglah saudarinyaAminah Quthb sembari membawa pesan dari rezim penguasa mesir, meminta gar sayyid Quthb sekedar mengajukan permohonan maafsecar tertulis kepada presiden jamal abdul Nasher, maka ia akan diampuni. Sayyid Quthb mengucapkan kata-katanya yang terkenal, “telunjuk yang senantiasa mempersaksikan keesaan allah dalam setiap sholat, menolak menuliskan barang satu hurufpenundukan atau menyerah kepada rezim thawaghit…”)
Sayyid Quthb menatap perwira itu dengan matanya yang bening, satu seyum tersungging dibibirnya. Lalu dengan sangat berwibawa beliau berkata,”tidak akan pernah menukar kehidupan dunia yang fana ini dengan akhirat yang abadi”.
Perwira itu berkata, dengan nada suara bergetar karena rasa sedih yang mencekam,”tetapi Sayyid, itu artinya kematian….”
Ustadz Sayyid Quthb berkata tenang,”selamat datang kematian di jalan allah …sungguh allah maha besar..!”
Aku menyaksikan seluruh episode ini, dan tidak mampu berkata apa-apa. Kami menyaksikan gunung menjulang yang kokoh berdiri mempertahankan iman dan keyakinan. Dialog itu tidak dilanjutkan.
Segeara, para eksekutor akan menarik tuas, dan tubuh Sayyid Quthb beserta kawan-kawannya akan menggantung. Lisan  semua mereka yang akan menjalani eksekusi itu mengucapkan sesuatu yang tidak akan pernah kami lupakan untuk selamanya….mereka mengucapkan, “laa ilaaha illallah, Muhammad rasulullah”.

Diambil dari kumpulan kisah: mereka yang kembali kepada allah dan buku ma’alim fi ath-thariq

Tidak ada komentar:

Posting Komentar