Selasa, 30 November 2010

umat islam masa kini (2)

-->
Kejahiliyahan yang ada disekitar kita telah menindas urat syaraf sebagian juru dakwah islam yang ikhlas. Kejahilyahan ini mendoronh mereka tergesa-gesa menempuh prosudur sistematis dari bangunan manhaj islam. Kejahilayahan ini juga terkadang mencederai pikiran mereka. Jahiliyah akan melontarkan pertanyaan kepada mereka: manakah penjelasan-penjelassan tatanan yang kalian dakwahkan ? apa saja yang kalian persiapkan untuk mengimplementasikanya ? penelitian, kajian, ataukah fiqih yang berdasarkan prinsip-prinsip modern ? banyak orang dizaman ini yang mengannggap bahwa penegkan syariat islam di muka bumu ini hanya sebatas hukum-hukum fiqih dan pembahasan-pembahasan fiqih islam, seakan-aka orang yang tunduk pada kedaulatan allah cukup ridha dengan hanya berhukum dengan hukumnya.

Hanya saja, mereka tidak menemukan orang-orang yang bisa berijtihad fiqih secara mendetail dengan metodologi modern. Sungguh, ironi yang sarkastis yang harus disingkirkan jauh-jauh oleh setiap orang yang mempunyai hati yang menyadari bahwa islam harus dimuliakan.
Jahiliyah, dengan kondisi terpojok ini, hanya ingin menemukan justifikasi untuk menyingkirkan syariat allah dan melanggengkan penghambaan manusia kepada sesamanya. Jahiliyah ingin memalingkan komunitas muslim dari manhaj robbaninya, ia mendorong mereka melewati melewati begitu saja fase pembangunan akidah dalam bentuk harakah, disamping membelokkan manhaj para juru dakwah islam dari karakternya. Padahal, karakter inilah yang menjadikan teori mengkristal ditengah-tengah harakah, menampilkan wajah tatanan islam kehidupan islami   yang realistis dengan segenap problematikanya.
Menjadi keharusan juru dakwah untuk tidak menanggapi maneuver ini. Mereka harus menepis upaya pendiktean manhaj asing atas harakah dan agama mereka. Mereka tidak boleh gentar terhadap orang-orang yang tidak mempunyai keyakinan.
Para juru dakwah islam harus bisa menyingkap manuver marginalisasi di atas, lalu mengatasinya. Mereka juga harus menepis ironi sarkastik yang kemudian dikenal dengan “pengembangan fiqih islam” dalam masyarakat yang tidak tunduk pada syariat allah dan tidak menolak syariat yang lainnya. Mereka harus bisa mencegah upaya pengalihan umat dari tindakan yang bernilai guna dengan peneberan benih di udara. Mereka harus mengantisipasi muslihat yang licik ini.
Para juru dakwah wajib beraktivitas sesuai dengan manhaj islam. Ini termasuk rahasia dari kekuatannya. Begitu pula, hal ini menjadi sumber kekuatan mereka.Manhaj dalam islam adalah sama dengan kebenaran. Keduanya tidak bisa di pisahkan. Segala manhaj asing yang tidak mungkin bisa mewujudkan islam. Manhaj-manhaj asing barangakali bisa mewujudkan sistem kemanusian, akan tetapi tidak mungkin bisa mewujudkan manhaj kita. Sedangkan berpegang teguh pada manhaj adalah suatu keharusan seperti halnya berpegang teguh pada akidah, juga seperti berpegang teguh pada sistem, bagi setiap harakah islamiyah. ‘sungguh al qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus (QS Al isra’: 9).    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar