Sabtu, 05 Februari 2011

DIBENTUKNYA NEGARA ZIONIS ISRAEL

Peristiwa yang sangat mengenaskan yang patut kita arahkan kritikan kita pada barat adalah sikap dualisme mereka di abad dua puluhan ini. Dimana pendirian negara zionis israel yang menduduki tanah Palestina dan mengusir penduduknya dengan cara kekerasan agar mereka bisa bercokol di tanah kaum muslilmin itu, mereka diamkan saja.
Barat adalah ibu yang melahirkan negara zionis itu. Baratlah yang menghembuskan nafas pada apa yang disebut Israel, baratlah yang memberi mereka makan sejak masa kanak-kanaknya, merekalah yang membantu dan membelanya setelah negara penghisap darah itu tumbuh dan berkembang, barat pulalah yang hingga saat ini masih membantunya dengan kayu bakar manakala keamanan Israel terancam.
Inggris adalah negara yang menjanjikan pada israel untuk pendirian sebuah negara nasional. Sebagaimana jelas tergambar pada perjanjian Balfour (Balfour adalah mentri luar negri Inggris pada saat itu) pada tanggal 2 November 1917. Yakni pada saat sebagian bangsa Arab bersama dengan Inggris sedang

memerangi kekhilafahan Turki, pada tahun itu juga komandan pasukan Inggris memasuki wilayah Quds. Pada saat memasuki Quds dia berkata dengan nada mengejek: “kini berakhirlah perang salib!” maksudnya adalah bahwa dengan masuknya ia ke Quds (yerusalem) berarti dia lebih berhasil daripada pasukan Salib yang gagal memasuki Quds di masa yang lalu.
Bangsa-bangsa dunia mempercayakan Inggris untuk memegang kendali pemerintahan di Palestina. Kesepakatan para kolonial barat ini merupakan masa dimana orang-orang Zionis diberi kesempatan yang demikian bebas dan luas untuk melakukan eksodus dalam jumlah yang sangat besar ke Palestina, padahal jumlah mereka sebelumnya sama sekali tidak pernah kedengaran. Inggris memberi kebebasan kepada bangsa Yahudi untuk membangun bangunan demi bangunan untuk kaum Zionis. Namun pada saat yang sama mereka melakukan penekanan dan peminggiran umat islam (rakyat Palestina), mereka disiksa hanya dengan satu kesalahan kecil yang tidak masuk akal.
Saat itu muncullah kemarahan massa yang berupa pemberontakan rakyat palestina terhadap terhadap apa yang disebut gerakan Zionisme serta pada orang-orang Inggris yang jelas-jelas berpihak dan membela pada orang-orang Israel. Namun rakyat Palestina pada saat itu tidak mampu melawan konspirasi inggris raya karena mereka didukung hampir seluruh negara barat yang ingin menggolkan rencana basar Zionisme. Mereka menginginkan agar mimpi-mimpi tentang berdirinya negara Zionis bisa lahir dalam realitas. Yang pada akhirnya Israel berdiri di atas tanah rampasan/caplokan pada tanggal 15 Mei 1948. Amerika Serikat serta merta mengakui negara Zionis ini sejak lahienya. Kemudian setelah itu disusul oleh negara-negara Eropa. Mereka semua menytakan dukungan pada negara baru itu. NATO dan Pakta Warsawa menyatakan dukungan resminya. Semuanya menyatakan dukungan dengan pernytaan yang getir(bagi kita): Israel dilahirkan untuk lestari !
Israel terus merambah, terus merengsek, dan menginginkan kedamaian dengan berdasarkan hawa nafsunya. Dimana kita lihat orang-orang Palestina menyerah dan bertekuk lutut, orang0orang Arab menjadi tidak berdaya.
Ada semacam ketakutan di dunia islam tatkala mereka berhadapan dengan negara sombong bernama Israel, dan kekuatan tunggal dunia yang disebut Amerika serta sikap-sikap negara Eropa yang khianat dan dunia yang bungkam.
Apa yang disebut kedamaian saat ini adalah rela dengan kehinadinaan, hidup dalam kerendahan, rela dengan menerima seperempat atau bahkan sepersepuluh tawaran yang diajukan. Semoga Allah memberikan rahmatnya kepada Abu Thayyib tatkala dia berkata
“siapa yang lemah akan gampanglah kelemahan menimpa dirinya,sebab orang mati tak lagi merasakan pedihnya sayatan”.
(Dr. Yusuf Al-Qaradhawi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar