Sabtu, 23 Juni 2012

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI SEBAGAI PROSES TRANSAKSIONAL


Komunikasi  antarpribadi merupakan suatu proses yang sangat unik, artinya tidak seperti kegiatan lainnya. Selain itu, komunikasi  antarpribadi juga menuntut adanya tindakan saling memberi  dan menerima di antara pelaku yang terlibat komunikasi. Dengan adanya pertukaran ini komunikasi disebut sebagai proses transaksional.

1. Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses
Sebagai suatu proses, komunikasi antarpribadi merupakan rangkaian tindakan, kejadian dan kegiatan yang terjadi secara terus-menerus atau bisa dibilang merupakan suatu yang dinamis. Artinya, segala sesuatu yang tercakup dalam komunikasi antarpribadi selalu dalam keadaan berubah, yakni para pelaku, pesan maupun lingkungannya.[1]
proses komunikasi antarpribadi dapat digambarkan sebagai proses yang sirkuler (artinya adalah bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi bertindak sebagai pembicara sekaligus pendengar dan sebagai actor sekaligus reactor) dan terus menerus (sebagai proses yang terus menerus diartikan bahwa komunikasi berlangsung tanpa henti, sehingga batasan awal dan berakirnya komunikasi antarpribadi menjadi tidak jelas).
2. Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung
Komponen-komponen dalam komunikasi antarpribadi saling berkaitan dan saling bergantung satu sama lain. Setiap komponen komunikasi antarpribadi mempunyai kaitan baik dengan komponen lain maupun dengan komponen secara kseluruhan. Oleh karena itu, dalam komunikasi antarpribadi tidak ada pengirim tanpa penerima, tidak ada pesan-pesan tanpa pengirim dan tidak ada umpan balik tanpa penerima. Karena bersifat saling tergantung maka perubahan yang terjadi pada suatu komponen akan menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan pada para pelaku komunikasi akan menyebabkan pada aspek lainnya.[2]
Adanya sifat saling tergantung dan perubahan dalam komunikasi antar pribadi ini, menyebabkan tidak ada aksi  atau reaksi yang dapat diulang. Tidak ada tindakan yang persis sama dari waktu ke waktu berikutnya. Komunikasi antarpribadi mempunyai ciri tidak dapat di ulang. Dengan demikian suatu interaksi antarpribadi adalah pengalaman-pengalaman baru.
3. Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi Bertindak dan Bereaksi
Di dalam proses tradisional, setiap orang, melakukan tindakan memberi reaksi tindakan sebagai manusia yang utuh. Orang tidak dapat bertindak dan hanya dengan pikiran dan emosi saja, tetapi melibatkan pikiran, emosi, sikap, gerakan tubuh, pengalaman sebelumnya dan lan-lain.           
            Karakteristik komunikasi sebagai suatu proses dapat dikelompokkan ke dalam berbagai prinsip:[3]
a.       Tidak terelakkan
Dalam banayak hal kita sering berkomunikasi tanpa tujuan atau dipikirkan terlebih dahulu. Ketika kita berada di kerumunan orang-orang pasti kita akan memandang atau memberi tanggapan terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita.
b.      Tidak dapat diubah
Sesuatu yang sudah kita komunikasikan, tidak bisa diubah. Untuk itu kita pwerlu hati-hati untuk mengatakan sesuatu kepada orang lain. Hindari pernyataan maaf karena kata-kata yang telah kita lontarkan, terlebih-lebih dalam situasi konflik dengan suasana tegang.
c.       Mempunyai dimensi isi dan hubungan
Dalam pengertian ini komunikasi menunjuk pada isi dan hubungan di antara para pelakunya.
d.      Melibatkan proses penyesuaian
Komunikasi bisa berlangsung apabila saling memberi sistem sinyal yang sama. Sebaliknya, komunikasi menjadi kurang lancar apabila para pelakunya mempunyai sistem sinyal yang berbeda-beda.[4] Hal ini terlihat jelas bila dua orang dengan bahasa berbeda saling berkomunikasi. Mungkin mereka akan mengalami kesulitan untuk bisa saling memahami pesan yang dikomunikasikan. Namun demikian, pada kenyataannya tidak ada dua orang yang meberisistem sinyal yang persis sama. Perbedaan budaya dan sub-budaya, bahkan bila kita menggunakan bahasa umum, seringkali mempunyai sistem komunikasi non verbal yang berbeda. Semakin luas perbedaan sistem-sistem ini, maka komunikasi akan semakin sulit terjadi. Prinsip ini menekankan bahwa melalui komunikasi kita belajar sinyal-sinyal orang lain, komunikasi melibatkan setiap pelaku untuk saling menyesuaikan diri.

e.       Dapat dilihat sebagai hubungan simetris atau hubungan saling melengkapi.
Dalam hubungan simetrik, perilaku seseorang bercermin pada perilaku orang lain. Perilaku seseorang akan ditanggapi dengan perilaku yang sama. Hubungan ini merupakan kesamaan untuk mengurangi perbedaan di antara dua orang.
            Dalam hubungan yang komplementer atau salaing melengkapi, dua orang menggunakan perilaku yang berbeda. Dalam hubungan ini, perbedaan-perbedaan di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi ditingkatkan. Hubungan yang bersifat komplementer ini penting bagi anggota-anggota yang menduduki posisi berbeda. Pada waktunya hubungan demikian dapat dibentuk oleh budaya.


[1] Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Jakarta, graha Ilmu: 2009). Hal. 81
[2] Ibid. Hal. 81-82
[3] Ibid. Hal. 83
[4] Marhaeni fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Jakarta, graha Ilmu: 2009). Hal. 84

1 komentar:

  1. ane setuju mas bro artikel di atas dlm hubungan yang komplementer atw salaing melengkapi, dua orang menggunakan perilaku yg berbeda. Dalam hubungan ini, perbedaan2 di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi ditingkatkan,,
    nice infp mas bro,, sukses slalu,,

    BalasHapus