Jumat, 17 Agustus 2012

MUHASABAH AKHIR RAMADHAN 1433 H


Dalam suasana I’tikaf di masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gn. Tembak, di malam ke 27 Ramadhan menjelang istirahat ana di kejutkan dengan getaran hp yang berada di bawah bantal tidur. Ana pun segera mengambilnya dan membaca sebuah sms yang datang dari salah seorang kakak tingkat ana ketika masih menempuh pendidikan di MA Radhiyatan Mardhiyah Putra Hidayatullah Gn. Tembak Balikpapan. Kurang lebih seperti ini isi sms.a,
            “assalamualaikum, akhi….. Ramadhan sebentar lagi usai dan pamit undur diri, lalu apakah kita kembali fitri ?
atau menjadi manusia yang menyesali hari-hari puasa yang berlalu tanpa arti, tanpa usaha peningkatan diridan tanpa pendekatan pada ilahi ? pada diri kita sendiri jawaban itu bisa dicari dan ditindak lanjuti dengan perbaikan diri sebelum ramaddhan pergi. Malam instropeksi diri, menimbang diri apa yang kita cari ? apa yang harus kita beri ? apa yang harus kita kurangi ? apa yang harus kita perbaiki ? ramadhan menghisab diri, agar ramadhan pergi kita menjadi manusia bertaqwa hakiki. Selamat menghidupkan malam-malam akhir ramadhan mulia ini. 
By Muhammad Dinul Haq, Tarakan.
           
Setelah membaca sms tersebut ana tertegun beberapa saat, mencoba meresapi beberapa petikan kalimat khusus.a pada kalimat ini “Ramadhan sebentar lagi usai dan pamit undur diri, lalu apakah kita kembali fitri ? atau menjadi manusia yang menyesali hari-hari puasa yang berlalu tanpa arti, tanpa usaha peningkatan diridan tanpa pendekatan pada ilahi ?” ana teringat pada sabda Rasulullah Saw ‘berapa banyak orang yang berpuasa itu tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya rasa lapar dan haus’
            Sesungguhnya kenapa mereka itu hanya mendapatkan rasa lapar dan haus? Maka pertanyaan inilah yang harus dijawab agar bisa terhindar dari golongan orang-orang yang berpuasa namun hanya mendapatkan rasa lapar dan haus.
            Sebagaimana kita ketahui bahwa puasa itu bermakna imsak yang artinya menahan. menahan diri dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Menahan di sini bermakna banyak, mulai dari menahan diri dari rasa lapar dan haus, menahan keinginan untuk bergaul dengan pasangan, menahan diri untuk tidak berkata-kata yang tidak berguna.
            Sudahkah kita mengevaluasi diri selama ramadhan tahun ini? Ataukah kita termasuk kpd golongan orang-orang yang berpuasa namun hanya mendapatkan rasa lapar dan haus saja? Semoga ketika kita keluar dari bulan suci ramadhan ini ketika mendapatkan gelar Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa). Wallahu a’lam bi asshwowwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar