Abu Qubail
berkata dari Abdullah bin Amr bin Ash, “suatu ketika kami sedang menulis di
sisi Rasulullah Saw, tiba-tiba beliau ditanya, “manakah yang terkalahkan
terlebih dhulu Konstantinopel atau Romawi? Beliau menjawab, kota Herakliuslah
yang akan terkalahkan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” (H.R.
Ahmad, Ad-Darini,Al-Hakim)
Dalam
hadits yang lain disebutkan bahwa Konstantinopel pasti akan ditaklukkan.
Rajanya adalah sebaik-baik raja dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.
Dua hadits
di atas adalah menjadi refrensi bagi hampir setiap pemimpin islam yang memimpin
umat islam pasca meninggalnya Rasulullah Saw untuk membuktikan apa yang
disampaikan oleh Rasullulah. Para pemimpin islam pun selalu berusaha
menaklukkan konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman
khalifah Muawiyah bib Abi Sofyan RA. Akan tetapi, usaha itu gagal. Usaha yang
sama juga dilakukan pada zaman khilafah umayah. Gelar untuk menjadi sebaik-baik
raja memotifasi mereka untuk meruntuhkan Konstantinopel.
Nah, sobat
elfaiqy, tahukah anda bahwa yang menghancurkan konstantinopel adalah seorang
pemuda yang masih berusia 21 tahun. Namun sungguh luar biasa kiprah yang telah
ia kibarkan. Dia adalah Sultan Muhammad Al-fatih. Sejarah mencatat bagaimana ia
dengan kekuatan ruhiyahnya mampu menaklukkan benteng Konstantinopel dengan cara
yang tidak terbayangkan oleh pemimpin-pemimpin umat islam sebelumnya. Bagaimana
tidak, benteng yang begitu kokoh, disertai para prajurit yang siap dengan
berbagai macam senjatanya, selalu siap menyambut setiap pasukan yang hendak
menyerang benteng ini, tidak ketinggalan, galian parit yang besar membentang
mengelilingi benteng ini. Cukuplah kegagalan-kegagalan ekspedisi jihad umat
islam sebelumnya untuk mengeuasai kota ini, sebagai bukti akan ketangguhan
pertahahanannya.
Namun
semua ini tidak membuat semanagat sultan Muhammad al-fatih menjadi surut,
beliau yakin mampu mewujudkan impian umat islam untuk meaklukkan benteng
Konstantinopel tersebut, selain berbekal doa dan tawakkal kepada Allah, beliau
juga menyiapkan taktik-taktik pertempuran yang matang disertai dengan kekuatan
pasukan yang berjumlah besar yang memiliki motivasi untuk menjadi sebaik-baik
tentara sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Saw.
Namun, sahabat
Elfaiqy, dibalik kesuksesan Sultan Muhammad Al-fatih ternyata menyimpan begitu
banyak hal yang dapat kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dibalik kekuatan
fisik yang dimilki oleh Al-fatih ternyata beliau juga memilki kakuatan rukhiyah
yang luarbiasa yang bisa jadi hal inilah yang menjadi penyebab utama kesuksesan
beliau dalam menaklukkan benteng Konstantinopel.
Hal ini
dapat kita lihat dalam sejarah bagaimana ketika beliau telah berhasil
menkalukkan Konstantinopel. Di hari jumat pertama setelah penaklukkan konstantinopel
umat islam pada waktu itu kebingungan menentukan siapakah yang pantas, yang
layak untuk mengimami mereka. Maka dengan segera berdirilah sang sultan dan
dengan suara lantang beliau bertanya “wahai sahabat-sahabatku, siapakah
diantara kalaian yang sejak aqil baligh hingga saat ini tidak pernah
meninggalkan sholat fardhu lima waktu, silahkan duduk!” Maha sucu Allah, tidaka
seorangpun dianttara pasukan islam yang duduk, itu artinya bahwa pasukan yanag
dibawa oleh Sultan Muhammad Al-fatih tidak seorang pun yang pernah meninggalkan
Sholat lima waktu. Sungguh luar biasa.
Kemudian
beliau kembali bertanya “wahai sahabat-sahabatku jawablah dengan jujur
‘siapakah diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga saat ini yang pernah
meninggalkan sholat sunnah rawatib??’ maka sebagian lainnya ada yang duduk dan
ada yang tetap berdiri. Artinya para pejuang islam tersebut sejak balighnya
hingga saat ini ada yang istiqomah dan berpegang teguh untuk senantiasa
melaksanakan sholat sunnah rawatib seperti sholat sunnah fajar, sholat sunnah
qobliyah dzuhur, ashar dan maghrib, sholat sunnah ba’diyah dzuhur, maghrib dan
isya. Namun ada juga yang pernah meninggalkannya, maka betapa besar kualitas
karakter keimanan dan ketakwaan yang mereka miliki maka sudah sepantasnyalah mereka
mendapat gelar sebaik-baik pasukan.
Terakhir
dengan mengadarkan pandangannya keseluruh pasukannya yang masih berdiri
kemudian beliau bertanya kembali “wahai para tentara Allah, para pembela
kebenaran ‘siapakah diantara kalian yang sejak aqil balighnya hingga kalian
berada dalam barisan ini pernah meninggalkan sholat Tahajjud (seperti malam) di
kesunyian malam??? Yang pernah kosong tidak mendirikan sholat tahajjud satu
malam saja, silahkan duduk!!
Maka apa
yang terjadi sahabat Elfaiqy?? Tergambarlah pemandangan yang menakjubkan bagi
siapapun yang menyaksikan dan mencatat peristiwa tersebut. Semua pasukan muslim
yang masih berdiri bersegera untuk duduk. Hanaya ada satu orang saja yang tetap
tegak berdiri, tahukah anda siapa dia? Dialah sultan yang mendapat gelar
Al-fatih (pemenang), sang penakluk benteng konstantinopel. Beliaulah yang
pantas menjadi imam sholat jumathari itu, karena hanya al-fatih lah seorang
yang sejak remaja selalu mengisi malam-malamnya dengan lantunan ayat-ayat suci
al-quran sembari bersujud kepada allah Swt, tidak pernah kosong semalampun
kecuali diisi dengan qiyamul lail. Allahu Akbar…..!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar