Rabu, 24 Oktober 2012

SANG PEMENANG


Abu Qubail berkata dari Abdullah bin Amr bin Ash, “suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah Saw, tiba-tiba beliau ditanya, “manakah yang terkalahkan terlebih dhulu Konstantinopel atau Romawi? Beliau menjawab, kota Herakliuslah yang akan terkalahkan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” (H.R. Ahmad, Ad-Darini,Al-Hakim)
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Rajanya adalah sebaik-baik raja dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.

Dua hadits di atas adalah menjadi refrensi bagi hampir setiap pemimpin islam yang memimpin umat islam pasca meninggalnya Rasulullah Saw untuk membuktikan apa yang disampaikan oleh Rasullulah. Para pemimpin islam pun selalu berusaha menaklukkan konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H di zaman khalifah Muawiyah bib Abi Sofyan RA. Akan tetapi, usaha itu gagal. Usaha yang sama juga dilakukan pada zaman khilafah umayah. Gelar untuk menjadi sebaik-baik raja memotifasi mereka untuk meruntuhkan Konstantinopel.
Nah, sobat elfaiqy, tahukah anda bahwa yang menghancurkan konstantinopel adalah seorang pemuda yang masih berusia 21 tahun. Namun sungguh luar biasa kiprah yang telah ia kibarkan. Dia adalah Sultan Muhammad Al-fatih. Sejarah mencatat bagaimana ia dengan kekuatan ruhiyahnya mampu menaklukkan benteng Konstantinopel dengan cara yang tidak terbayangkan oleh pemimpin-pemimpin umat islam sebelumnya. Bagaimana tidak, benteng yang begitu kokoh, disertai para prajurit yang siap dengan berbagai macam senjatanya, selalu siap menyambut setiap pasukan yang hendak menyerang benteng ini, tidak ketinggalan, galian parit yang besar membentang mengelilingi benteng ini. Cukuplah kegagalan-kegagalan ekspedisi jihad umat islam sebelumnya untuk mengeuasai kota ini, sebagai bukti akan ketangguhan pertahahanannya.
Namun semua ini tidak membuat semanagat sultan Muhammad al-fatih menjadi surut, beliau yakin mampu mewujudkan impian umat islam untuk meaklukkan benteng Konstantinopel tersebut, selain berbekal doa dan tawakkal kepada Allah, beliau juga menyiapkan taktik-taktik pertempuran yang matang disertai dengan kekuatan pasukan yang berjumlah besar yang memiliki motivasi untuk menjadi sebaik-baik tentara sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Saw.
Namun, sahabat Elfaiqy, dibalik kesuksesan Sultan Muhammad Al-fatih ternyata menyimpan begitu banyak hal yang dapat kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dibalik kekuatan fisik yang dimilki oleh Al-fatih ternyata beliau juga memilki kakuatan rukhiyah yang luarbiasa yang bisa jadi hal inilah yang menjadi penyebab utama kesuksesan beliau dalam menaklukkan benteng Konstantinopel.
Hal ini dapat kita lihat dalam sejarah bagaimana ketika beliau telah berhasil menkalukkan Konstantinopel. Di hari jumat pertama setelah penaklukkan konstantinopel umat islam pada waktu itu kebingungan menentukan siapakah yang pantas, yang layak untuk mengimami mereka. Maka dengan segera berdirilah sang sultan dan dengan suara lantang beliau bertanya “wahai sahabat-sahabatku, siapakah diantara kalaian yang sejak aqil baligh hingga saat ini tidak pernah meninggalkan sholat fardhu lima waktu, silahkan duduk!” Maha sucu Allah, tidaka seorangpun dianttara pasukan islam yang duduk, itu artinya bahwa pasukan yanag dibawa oleh Sultan Muhammad Al-fatih tidak seorang pun yang pernah meninggalkan Sholat lima waktu. Sungguh luar biasa.
Kemudian beliau kembali bertanya “wahai sahabat-sahabatku jawablah dengan jujur ‘siapakah diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga saat ini yang pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib??’ maka sebagian lainnya ada yang duduk dan ada yang tetap berdiri. Artinya para pejuang islam tersebut sejak balighnya hingga saat ini ada yang istiqomah dan berpegang teguh untuk senantiasa melaksanakan sholat sunnah rawatib seperti sholat sunnah fajar, sholat sunnah qobliyah dzuhur, ashar dan maghrib, sholat sunnah ba’diyah dzuhur, maghrib dan isya. Namun ada juga yang pernah meninggalkannya, maka betapa besar kualitas karakter keimanan dan ketakwaan yang mereka miliki maka sudah sepantasnyalah mereka mendapat gelar sebaik-baik pasukan.
Terakhir dengan mengadarkan pandangannya keseluruh pasukannya yang masih berdiri kemudian beliau bertanya kembali “wahai para tentara Allah, para pembela kebenaran ‘siapakah diantara kalian yang sejak aqil balighnya hingga kalian berada dalam barisan ini pernah meninggalkan sholat Tahajjud (seperti malam) di kesunyian malam??? Yang pernah kosong tidak mendirikan sholat tahajjud satu malam saja, silahkan duduk!!
Maka apa yang terjadi sahabat Elfaiqy?? Tergambarlah pemandangan yang menakjubkan bagi siapapun yang menyaksikan dan mencatat peristiwa tersebut. Semua pasukan muslim yang masih berdiri bersegera untuk duduk. Hanaya ada satu orang saja yang tetap tegak berdiri, tahukah anda siapa dia? Dialah sultan yang mendapat gelar Al-fatih (pemenang), sang penakluk benteng konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam sholat jumathari itu, karena hanya al-fatih lah seorang yang sejak remaja selalu mengisi malam-malamnya dengan lantunan ayat-ayat suci al-quran sembari bersujud kepada allah Swt, tidak pernah kosong semalampun kecuali diisi dengan qiyamul lail. Allahu Akbar…..!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar